Kamis, 10 Oktober 2013

Seandainya...

Seandainya hatimu adalah sebuah sistem, maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka sehingga tidak ada keraguan saat aku mencoba masuk kehatimu.
Tapi, aku hanya berani posting di blog ini yang jadi tempatku biasa bercerita menumpahkan keluh kesahku.
Inikah rasanya jatuh cinta yang sehingga membuat aku seperti pecundang? Atau aku memang pecundang sejati?

Seandainya hatimu adalah sebuah sistem, aku berharap agar tidak ada kata "You do not have permission to access it"
Tapi, aku cuma bisa berharap kalau kamu harus menjadi sang pangeran penyelamatku.

Tapi, jika hatimu adalah sebuah sistem, saat ku coba mengaksesnya,dan ku dapati "The page cannot be found because has been owned by someone" 
Sangat kaget rasanya telah diberitahu bahwa kamu telah ada yang miliki.

Sayang, hatimu bukanlah sebuah sistem tetapi kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma, dan hatimu telah dimiliki oleh insan yang berbeda yang bisa berada di sisimu saat kamu membutuhkannya, yang bisa membuatmu tertawa, yang bisa membuatmu menangis bahagia, yang bisa memberikan apa yang kamu minta, yang bisa menemanimu ke mana saja.

Dan, hatimu juga bukan secarik kertas putih polos yang dapat aku lukis sedemikian rupa untuk membuktikan bahwa kamu pantas untuk ku miliki.

Kamu adalah sang pangeran impianku yang telah mengacaukan sistemku.

Suatu saat nanti aku akan datang kepadamu dan mengatakan kalau sistemku sedang terinfeksi virus yang menghanyutkan. Tak ada virus yang dapat menyangkalnya selain kamu. 

Tapi itu hanyalah seandainya. . .
Seandainya, seandainya dan seandainya. . .